Tanda-Tanda Kebesaran Allah Dalam Laut
اَوْ كَظُلُمٰتٍ فِيْ بَحْرٍ لُّجِّيٍّ يَّغْشٰىهُ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ سَحَابٌۗ ظُلُمٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍۗ اِذَآ اَخْرَجَ يَدَهٗ لَمْ يَكَدْ يَرٰىهَاۗ وَمَنْ لَّمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهٗ نُوْرًا فَمَا لَهٗ مِنْ نُّوْرٍ ࣖ
Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya. Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun.
(Q.S. An-Nur : 40)
Pada awal abad ke-20, para ilmuwan telah mampu menemukan adanya gelombang besar di kedalaman laut, yang lain dari gelombang di permukaan laut seperti yang sering kita saksikan. Satelit buatan membantu penemuan tersebut dengan mempergunakan teknik penginderaan jarak jauh tahun 1973. Usaha ini berhasil memotret gelombang dalam laut, lalu diikuti dengan penelitian secara langsung ke dalam laut sehingga berhasil menemukan perbedaan antara lapisan bawah yang lebih besar kepadatannya dan lapisan atas yang lebih kecil kepadatannya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan suhu panas dan kadar garam.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan air dalam laut mengalami gelombang. Faktor yang paling penting adalah perubahan tekanan udara, gerakan bumi yang memuai dan menciut, perbedaan tingkat kencangnya angin dari satu tempat ke tempat yang lain. Perlu disebutkan bahwa gelombang di lapisan bawah laut, terjadi secara besar-besaran dilaut dan samudra yang dalam seperti Samudra Pasifik yang di dalamnya terdapat palung mariana yang memiliki kedalaman sebelas kilometer. Disini kita berpikir tentang kejadian ungkapan Al-Qur’an yang membicarakan fenomena tersebut. Al-Qur’an menggunakan ungkapan bahr lujj atau laut yang dalam dan banyak airnya seperti laut pasifik. Jadi, bukan sembarang laut.
Dari segi lain, kita mengetahui bahwa kawasan-kawasan laut dan samudra yang selalu diselimuti awan-awan yang tebal dan hitam akibat penguapan yang terus menerus. Dan barang siapa yang meneliti sinar matahari yang menyinari kawasan tersebut, akan menemukan bahwa sebagian besar sinarnya memantul melalui awan-awan tersebut. Kemudian, bagian lain yang tersisa terserap ke dalam melalui lapisan-lapisan air laut, bagian dalam jarak tertentu dibawah permukaan.
Adapun tentang gelap gulita yang bertindih-tindih dapat dijelaskan oleh sains, ketika 2 ilmuwan Amerika membuat bola logam yang mampu menahan tekanan yang tinggi pada tahun 1934. Bola logam tersebut memiliki jendela kristal yang tebal dan terkunci rapat dan kuat. Bola tersebut mereka bawa ke dalam laut untuk mempelajari tabiat makhluk hidup di dalamnya di dekat Pulau Bermuda di Samudera Atlantik. Kedua ilmuwan itu memerhatikan hilangnya cahaya mereka, ketika mereka sampai di kedalaman 18 m, lalu diikuti hilangnya cahaya kuning di kedalaman 100 m, dan warna hijau serta biru di kedalaman 240 m. Kemudian, mereka meneruskan penyelaman lebih dalam lagi di kawasan yang gelap gulita antara 250 hingga 580 m.
Sesungguhnya fakta-fakta ilmiah tersebut mengukuhkan bahwa mukjizat Al-Quran yang abadi terus bermunculan bersamaan dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Suatu hal yang pasti bahwa Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan jazirah arab dan tidak pernah melakukan perjalanan melalui samudra-samudra tersebut. Namun, beliau mampu memberikan keterangan ilmiah yang detail tentang kegelapan diatas kegelapan dan tentang gelombang besar yang terjadi di kedalaman laut yang di atasnya terdapat gelombang laut bagian permukaan dan di atasnya lagi terdapat awan.
📌Sumber : Buku “Mukjizat Sains Al-Qur’an”
Authored by : Ainur Rohman
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!