EnsiQupedia Hawasi 2022

Penciptaan Alam Semesta

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۖ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”
(QS. Yunus : 3)

Teori Big Bang atau Letupan Besar yang dikemukakan pada abad 20 menjadi bukti sekaligus penegas kebenaran ayat Al-Qur’an di atas. Teori tersebut menjelaskan, semesta bermula dari sebuah benda seukuran bola tenis pada masa 0 detik atau sebelum semuanya ada. Materi tersebut sangat padat dengan kepadatan tak terkira dan suhu yang luar biasa. Ia meledak, dan pada detik pertama menghasilkan partikel dan energi eksotis. Lalu, tiga menit pertama, tercipta hydrogen (unsur pembentuk air) dan helium. Proses tersebut berlangsung sampai dengan enam tahap hingga tercipta alam semesta seperti sekarang.

Teori abad 20 tersebut sekaligus menjelaskan apa yang telah dipaparkan Al-Qur’an dalam surah Yunus ayat 3 di atas. Namun untuk memperdetail tahapan dalam enam hari itu, ayat 27-32 surah An-Nazi’at adalah dalil yang paling menjelaskan. Pertama, ayat 27 yang berbunyi “Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya” menunjukkan penciptaan langit sebagai tahap pertama pembangunan semesta, yang menurut perkembangan sains hari ini diyakini sebagai peristiwa Big Bang tersebut.

Sedangkan ayat selanjutnya, “Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya”, menunjukkan ekspansi yang dilakukan Allah. Jika dikaitkan dengan Teori Big Bang, tahap ini adalah tahap evolusi bintang.

Setelah itu, pada ayat 29, firman Allah “Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang” menunjukkan proses terbentuknya matahari dan juga tata planet, karena telah ada siang dan malam.

Sementara ayat 30, “Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya” mengindikasikan proses evolusi yang terjadi di bumi, seperti pergeseran lempeng bumi. Proses evolusi tersebut kemudian melahirkan benua-benua, hingga kemudian terjadi tahap selanjutnya yakni evolusi kehidupan di bumi. Allah mulai memancarkan air dan menciptakan makhluk pertama di bumi berupa tumbuh-tumbuhan. Tahap ini dijelaskan dalam ayat “Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.”

Sebagai tahap akhir, gunung dalam ayat “Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh” menjadi simbol tahap penyempurnaan bumi oleh Allah swt, sebelum akhirnya ia menciptakan binatang dan manusia.


📌Sumber : “KEILMIAHAN SAINS ADALAH BUKTI KEBENARAN AL QUR’AN”

🧕Authored by : Siti Lailiyah


Loading

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *