ISLAM SEBAGAI KACAMATA
ISLAM SEBAGAI KACAMATA
Asalamualaikum Wr.Wb
Kawan-kawan pembaca yang insyaallah senantiasa berada dalam ketaatan, dalam kehidupan dewasa kita telah mengerti benar bahwa dalam setiap perbuatan selalu ada nilai yang mengiringi, yakni benar salah dan baik buruk.
Setiap orang dalam melakukan sesuatu akan senantiasa berpatokan pada nilai kebenaran dan kebaikan tersebut, akan tetapi muncul suatu persoalan yakni apa ukuran untuk sesuatu itu dapat dikatakan baik atau buruk? Apa kacamata nilai baik buruk yang dapat digunakan.
Beberapa orang menilai suatu kebenaran dan kebaikan beradasarkan keuntungan yang diperolehnya, sehingga dalam kegiatan membantu sesama terlebih dahulu ia akan memeperhitungkan keuntungan apa yang akan diperolehnya dari segi materi atau keuntungan pencitraan sosial.
Beberapa orang juga menilai kebenaran dan kebaikan dengan tradisi dan budayanya sehingga suatu tindakan bila tidak pernah didapati dalam tradisi dan budayanya maka itu adalah hal yang tabu baginya.
Ada juga yang menilai kebaikan dan kebenaran hanya berlandaskan ikatan emosional, titip absen bisa jadi dianggap hal yang baik demi membantu teman yang tidak hadir agar tidak memperoleh nilai yang buruk.
Dari semua itu manakah menurut kita yang dapat menjadi sebenar-benarnya ukuran kebaikan? Tentu saja tidak ada, jika kita menjadikan keuntungan sebagai tolak ukur kebaikan maka tentu saja ini adalah kebaikan yang berpamrih atau mengharapkan sesuatu, jika hanya sebatas tradisi dan budaya maka ini akan menjadi pertikaian saat bertemu dengan orang yang berbeda tradisi dan budaya, dan jika hubungan emosional yang menjadi tolak ukur kebaikan maka sudah barang tentu ini merupakan kebaikan yang hanya subjektif.
Maka dari itulah islam hadir, Allah SWT sampaikan ajaran kebenaran yang mutlak melalui Nabi Muhammad SAW, ajaran dalam islam lah satu-satunya tolak ukur kebaikan tanpa pamrih, universal dan berlaku sepanjang zaman, islam lah yang paling sesuia menjadi kacamata kebaikan bagi tiap manusia
Hadits dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah –shallallâhu ‘alayhi wa sallam- bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 8952), Al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad (no. 273), al-Bayhaqi dalam Syu’ab al-Îmân (no. 7609), al-Khara’ith dalam Makârim al-Akhlâq (no. 1), dan lainnya)
Sebagai seorang muslim khusunya bagi pemuda sudah sepatutnya agar menjadikan islam sebagai satu-satunya ukuran nilai keburukan, hendaklah ia memasang dengan kuat kacamata islam dimatanya sehingga dalam setiap perbuatan yang dilakukannya atau kejadian yang disaksikannya ia akan menilai baik buruknya hanya berdasarkan islam, dengan begitu terselematkanlah dari jalan yang buruk dan senantiasa berada pada keridhoan Allah SWT.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!