Tasmi’ul Qur’an Hawasi Bersama Musa Hafidz Cilik
Tasmi’ul Qur’an Hawasi Bersama Musa Hafidz Cilik
Tasmi’ adalah program rutin Hawasi setiap bulan, yakni pengkhataman Alqur’an dengan cara dihafalkan oleh mahasiswa-mahasiswi penghafal Qur’an yang ada di Universitas Islam Indonesia (UII). Namun untuk Tasmi’ kali ini ada yang spesial, Hawasi bekerja sama dengan Takmir masjid ulil albab mendatangkan Musa dan ayahnya La ode Abu Hanafi sebagai bintang tamu talkshow dipenghujung acara rangkaian tasmi’ul Qur’an, Musa sendiri adalah peraih rekor muri penghafal Qur’an termuda di Indonesia, yakni pada usia lima tahun sepuluh bulan, ia telah menyelesaikan hafalannya dan kemudian meraih juara satu Hafidz cilik RCTI dan juara 3 MHQ tingkat dunia.
Rangkaian Tasmi’ul Qur’an dilaksanakan oleh Hawasi mulai Kamis, 18 Mei 2017 yang di penghujung acara ditutup dengan Talkshow bersama Musa pada 20 Mei 2017 di Masjid Ulil Albab, UII, Yogyakarta mulai pukul 08.00-11.00 WIB.
Talkshow dihadiri Oleh Ketua DPPAI UII Dr. H. Muntoha, SH.,M.Ag. dan juga Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH.,M.Hum.,LLM.,Ph.D. yang sekaligus membuka secara langsung acara talkshow bersama Musa. dalam sambutannya, Rektor UII menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan Tasmi’ul Qur’an dan Talkshow bersama Musa, beliau menekankan akan keutamaan orang-orang penghafal Qur’an yang akan meraih surganya Allah dengan kemuliaan yang luar biasa.
Dalam talkshow bersama Musa, Ayahanda Musa, La Ode Abu Hanafi menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan awal mula, proses hingga keberhasilan Musa untuk menjadi Hafidz cilik. Beliau menyatakan bahwasannya tidak secara khusus memprioritaskan Musa untuk menjadi Hafidz 30 juz, yang terbesit sebelumnya hanyalah mendidik anak agar menjadi saleh, dan dimulai dari peran ibu. Adapun awal mula La Ode Abu Hanafi termotivasi untuk mendidik Musa ialah justru berasal dari sarana, prasarana serta lingkungan yang tidak mendukung, sedangkan ia tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkan musa dipesantren jawa yang telah mumpuni untuk pendidikan hafalan baik dari segi sarana-prasarana maupun lingkungan yang kondusif, maka dari itulah ia bertekad kuat untuk mendidik Musa dirumah bersama istrinya.
La ode Abu Hanafi menyampaikan bahwa keluarga adalah lingkungan islam terkecil yang paling baik untuk mendidik anak sekalipun lingkungan masyarakatnya kurang mendukung, maka dari itulah beliau menitikberatkan pada peran seorang istri yang harus teguh dan kuat serta senang belajar untuk dapat mendampingi dan mendidik anak-anaknya. Selain itu ia juga menuturkan bahwa apa yang telah diraih oleh Musa adalah karena takdir yang sangat dimudahkan oleh Allah bagi dirinya untuk mendidik musa hingga menjadi Hafidz 30 juz, ia juga selalu berusaha dan hanya berharap kepada Allah semata.
Dalam metode mendidik anak sendiri ia menyampaikan bahwa anak-anak memiliki kemamapuan meniru yang luar biasa maka seharusnya orang tua membiasakan perilaku baik kepada anaknya sekalipun masih bayi, seperti seorang ibu terus membaca doa-doa sederhana didalam rumah, ketika mau makan, masuk wc dan sebagainya , ini adalah pembiasaan yang baik untuk anak dan ketika usianya telah diatas 18 bulan ia perlahan mulai bisa mengikuti sekalipun belum sempurna. La Ode Abu Hanafi juga menjelaskan kedisiplinan menjadi bagian penting dalam pendidikan musa, orang tua harus mempunya pola yang teratur dalam mendidik anaknya.
Dalam Talkshow tersebut, diberikan kesempatan kepada audiens untuk menguji Hafalan Musa di surat dan ayat manapun, dan hasilnya adalah Musa berhasil melanjutkan semua ayat yang diujikan dari audiens. Demikian sebaliknya Musa, diberikan kesempatan untuk menguji hafalan para audiens, Musa memberikan tiga soal kepada Audiens yang seluruhnya dapat dijawab oleh beberapa audiens yang secara sukarela mau menjawab termasuk salah satunya adalah Ibtihaj Han, ketua Hawasi yang berhasil melanjutkan ayat yang diujikan oleh Musa. Terdapat juga sesi tanya jawab, dan salah satu pertanyaan audiens yang disampaikan secara tertulis adalah kepada musa, yakni apa cita-citanya, dengan malu-malu musa menjawab bahwa ia ingin menjadi pilot.
Dalam Closing Statemennya Ayahanda Musa, La Ode Abu Hanafi berpesan kepada Perempuan yang akan menjadi ibu agar dapat menjadi seorang yang tangguh dan berazzam kuat untuk mendidik anak dan mampu memilih suami yang dapat mendukung dan melindungi agamanya, ia juga menyampaikan kepada seluruh audiens untuk bersungguh-sungguh dalam beramal sebab surga hanya dapat diperoleh dengan kesungguhan.
Dalam Tasmi’ul Qur’an dan Talkshow bersama Musa Hafidz cilik, Hawasi menyediakan dan memberikan doorprizekepada para pengunjung yang hadir dalam tiga sesi Tasmi’ maupun juga aktif dalam bertanya dan menjawab saat Talkshow berlangsung. acara talkshow berakhir pukul 11.00 WIB dengan pemberian kenang-kenangan berupa Plakat dari Hawasi kepada Musa Hafidz Cilik.
Bangamipena
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!